Selasa, 26 Juli 2016

Ida (2013)


Mengambil latar sekitar 1960'an, tepatnya waktu jaman post-holocaust di Polandia. Anna (Agata Trzebuchowska), gadis yatim piatu juga seorang biarawati muda yang mau melaksanakan pengambilan Kaul. Tetapi sebelumnya ia diutus untuk menemui satu-satunya saudara yang masih hidup, yaitu bibinya, Wanda Gruz (Agata Kulesza). Sewaktu tinggal serumah dengan Wanda, Anna dibeberkan soal latar belakang dirinya, serta kematian tragis kedua orangtua Anna. Penasaran dengan kisah orangtuanya, Anna dengan Wanda pergi ke kota kecil untuk mencari tahu siapa pembunuh dan dimana kedua jasad orangtuanya dibuang.




Karya Pawel Pawlikowski berbentuk drama post-war indah yang penuh susunan puzzle. Gambaran hitam putih yang kelam tentang masa pasca pembantaian Jewish di Polandia. Tak perlu banyak karakter di dalamnya, Trzebuchowska, seorang newcomer memainkan sosok Anna yang polos dan religius. Di sisi lain bibinya yang seorang hakim jaksa, hidupnya kacau terguncang, trauma yang tak lekas membaik. Kedua karakter ini saling menyentil masalah kehidupan dan keyakinan akan Tuhan. Dialog yang sedikit tak akan membuat bosan, kata-kata yang keluar penuh makna.



Untuk sinematografi, paduan long-shot scenes dengan warna charcoal grey monochrome yang cantik, visualisasi pasca perang yang ciamik. Terutama dengan pemilihan frame Academy ratio yang sangat berani macam The Artist (2011) atau The Grand Budapest Hotel (2014). One of the most striking visual experiences that I've ever seen!

Rate: 8.5/10



Bagikan

Enjoy our articles

Ida (2013)
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Do you like our content? Subscribe us.